Menu


Terlalu Nurut Aturan PDIP, Refly Harun Sebut KIB Mirip ‘Kambing Congek’

Terlalu Nurut Aturan PDIP, Refly Harun Sebut KIB Mirip ‘Kambing Congek’

Kredit Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat

Konten Jatim, Surabaya -

Pengamat politik dan pakar hukum tata negara Refly Harun menyoroti dukungan yang ditegaskan oleh tiga partai dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Diketahui, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam sejumlah kesempatan tampak mantap mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi pasangan Capres-Cawapres.

Baca Juga: Bertemu Dengan Jokowi, Megawati Bahas Soal Pelaksanaan Pemilu

Namun, ia menduga jika dalam pencalonan tersebut, bisa saja PDIP dan KIB bekerja sama untuk memenangkan dua kader dari PDI Perjuangan (PDIP).

“Separo Ganjar separoh Puan, apa iya itu yang terjadi ya? Puan dijadikan sebagai wakil presiden, kalau mau ya mungkin saja, karena barangkali mereka melihat bahwa KIB juga bisa dikendalikan Jokowi,” ujar Refly, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (20/3/2023).

Maka, lanjut Refly, jika hal itu terjadi, bakal ada empat partai politik yang bersatu menjagokan Ganjar-Puan, yaitu Parpol di KIB dan PDIP.

Baca Juga: Bertemu Dengan Jokowi, Megawati Menceritakan Hal yang Bersifat Rahasia di Istana

“Maka yang menjagokan Ganjar-Puan adalah KIB plus PDIP, jadi KIB kayak kambing congek jadinya ya, hanya nurut saja,” katanya.

Refly Harun menilai PDIP hanya menjadikan KIB sebagai kendaraan bagi kadernya bisa melejit di Pilpres 2024.

Di sisi lain, istana pun masih memiliki skenario lain dan tak mau rugi di Pemilu mendatang. Sehingga, jika kesempata kemenangan itu tak bisa diraih dari KIB, setidaknya masih ada Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar yang masih dijadikan sebagai kaki tangan istana.

Baca Juga: Kritisi Fokus DPR ke Bansos, Fahri Hamzah: Makan Gaji Buta Itu Enggak Benar!

“Jadi digunakan partainya sebagai sepeda, dan PDIP posisi tawarnya di Puan Maharani. Jadi dua duanya PDIP akhirnya kan, melawan Prabowo sama Muhaimin atau Khofifah sebagai cadangan melawan Anies,” jelasnya.

Hal itu karena, istana hingga saat ini tak pernah berani bermain dengan satu kaki. Sehingga mereka akan membentuk cadangan lainnya supaya bisa mengalahkan partai oposisi.

“Nanti kita lihat bagaimana skenarionya, tapi yang jelas sampai saat ini istana tidak berani bermain satu kaki, jadi sekarang masih bermain denan dua kaki, yaitu kaki Prabowo dan kaki Ganjar,” ujar Refly.

Baca Juga:  NU Dukung AHY Jadi Cawapres Anies Baswedan

“Sementara kaki cadangan lainnya ya Moeldoko, Erick Thohir mentok di Wapres, Sandiaga juga mentok di Wapres, kemudian Airlangga jadi cadangan yang kira-kira tidak bisa diangkat setinggi-tingginya, tandasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024