Menu


Panda Nababan Ungkap Kisah Saat Wawancara Komandan Westerling, Sempat Terpikir Tikam Tubuhnya

Panda Nababan Ungkap Kisah Saat Wawancara Komandan Westerling, Sempat Terpikir Tikam Tubuhnya

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Depok -

Nama Komandan Raymond Pierre Paul Westerling atau Raymond Westerling saja dikenal masyarakat Indonesia sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam pembantaian ribuan masyarakat Sulawesi Selatan dalam Pembantaian Westerling pada 1947 silam.

Peristiwa berdarah tersebut tentu membuat banyak masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan, menderita. Wartawan senior yang juga merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP) Panda Nababan sempat kebingungan kenapa “pembunuh” tersebut masih bisa berkeliaran.

Baca Juga: Panda Nababan Sebut Komandan Westerling Niat Bunuh Soekarno Jika Tidak Dihalangi Pemerintah Belanda

Disebutkan dalam bukunya yang berjudul “Lahir Sebagai Petarung”, Panda Nababan menyarankan KJRI Amsterdam dan petinggi ABRI untuk membunuh Raymond Westerling ketika dirinya sedang berada di Belanda pada 1978 karena dapat beasiswa pergi ke Rotterdam.

Namun, ide tersebut ditolak mentah-mentah. Panda Nababan sendiri penasaran dengan sosok Raymond Westerling dan memutuskan untuk mendatanginya, dan menemukan kalau sang komandan saat itu bekerja sebagai penjaga toko buku.

“Saya bikin suasana cair dulu lah. Baru kemudian saya jelaskan kalau saya jurnalis, ngobrolnya pakai bahasa Inggris,” terang Panda Nababan dalam kanal YouTube Total Politik, dikutip pada Minggu (19/3/2023).

Baca Juga: Kala Panda Nababan Temukan Komandan Pembantaian Westerling ada di Belanda: Kenapa Nggak Dibunuh?

Panda Nababan memang ingin mewawancara Raymond Westerling. Dirinya mendapat informasi dari Raymond Westerling yang mengaku tidak suka orang Jawa dan bahkan sempat ingin membunuh Soekarno. Hanya saja, tidak diizinkan pemerintahannya.

“Saya tidak suka orang Jawa. Soekarno kan orang Jawa. saya mau bunuh berapa kali Soekarno tapi dihalang-halangi sama pemerintah saya,” kata Panda Nababan menirukan ucapan Raymond Westerling saat itu.

Ketidaksukaan Raymond Westerling terhadap masyarakat Jawa, menurut Panda Nababan, murni datang dari sosok Soekarno dan datang dengan persepsi kalau dirinya datang ke Kerajaan Jawa, bukan Indonesia, sehingga ketika Panda Nababan menjelaskan kalau dirinya orang Batak, Raymond Westerling membolehkan untuk mewawancarainya.

“Dia merasa dia akan datang dengan satu persepsi: ini kan Kerajaan Jawa. Dan pada waktu itu tokoh-tokoh yang juga tokoh-tokoh tempur itu kan juga orang Jawa, yang namanya Gatot Subroto, dia orang Jawa. Jadi dia ya berhadapan langsung dengan Jawa,” tuturnya.

Baca Juga: Panda Nababan Sebut PDIP Tutup Pintu, Mustahil Usung Kader Luar Partai?

Selain itu, Panda Nababan juga mengungkap fakta lain dari obrolannya bersama Raymond Westerling. Dirinya menjelaskan kalau tidak membunuh sampai 40 ribu jiwa di Sulawesi Selatan. Jumlah tersebut berlebihan dan tidak benar.

Selain itu, Raymond Westerling juga diketahui merupakan tentara bayaran dan tidak berafiliasi dengan Pemerintah Belanda. Dirinya juga beroperasi di Sumatera Utara.

Baca Juga: Reshuffle Disebut Bidik Menteri NasDem, Panda Nababan: Siti Nurbaya Tak Akan Dicopot, Dia Kesayangan Ibu Mega

Dan dalam proses wawancaranya itu, Panda Nababan sempat terpikir andai dirinya membawa pisau dan menikam Raymond Westerling, dirinya pasti akan disambut meriah oleh masyarakat Indonesia.

“Ini kalau aku ambil pisau sedikit kelar, bangsaku sorak-sorai. Itu yang aku kasih tau ke Dubes. Tidak sulit kok membunuh dia,” kata Panda Nababan sambil berkelakar.

Baca Juga: Megawati yang Tak Maju di Pilpres 2014 Pernah Marah Kepada Panda Nababan Karena Calonkan Jokowi.

Dirinya bahkan sempat menuliskan di bukunya itu untuk menyarankan masyarakat Sulawesi Selatan patungan demi menyewa pembunuh bayaran dan membunuh Raymond Westerling. Yang pasti, Panda Nababan merasa bangga karena bisa mewawancarai sosok penting dalam sejarah Indonesia ini.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024