Menu


Menko Hanya Ada 4, Lantas Siapa yang Anies Tuding soal Mau Ubah Konstitusi? Ini Kata Rocky Gerung

Menko Hanya Ada 4, Lantas Siapa yang Anies Tuding soal Mau Ubah Konstitusi? Ini Kata Rocky Gerung

Kredit Foto: Republika/Thoudy Badai

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung menyoroti pernyataan Anies Baswedan terkait ada seorang menteri koordinator (Menko) yang ingin mengubah konstitusi.

Diketahui, saat ini hanya ada empat Menko yang menjabat di Kabinet Indonesia Maju, yakni Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko PMK Muhadjir Effendy, serta Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Terkait tuduhan tersebut, Rocky menduga bahwa Anies tengah bicara dalam konteks isu penundaan pemilu yang belakangan digulirkan.

Pernyataan dari bakal calon presiden usungan Koalisi Perubahan itu, dinilai Rocky, diarahkan untuk Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Tanggapi Tudingan Anies, PKB: Ucapannya Sekadar Tuduhan, Ubah Konstitusi Ranahnya MPR

"Orang pasti menduga-duga dan dugaan itu mengarah pada Pak Luhut pasti itu kan, lebih mudah buat kita duga," ujarnya dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Konten Jatim pada Sabtu (18/3/2023).

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab menurut filsuf tersebut, Menko Marves adalah orang yang paling getol dalam menyuarakan soal 3 periode Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan pernah bicara soal big data tunda pemilu.

"Kita menduga aja sebetulnya, karena ritmenya kan dari awal begitu soal 3 periode, soal data segala macam," sambungnya.

Rocky memaparkan, tudingan Anies kuat dialamatkan untuk Luhut, sebab ketiga Menko lainnya terlalu lemah untuk memikirkan terkait penundaan pemilu seperti itu.

"Ya kalau dari Airlangga ya apa poinnya tuh, terlalu lemah lah Airlangga untuk memikirkan itu, demikian juga Pak Mahfud, demikian juga Pak Muhajir. Memang portofolio mereka adalah Menko, tapi Menko yang plus plus plus hanya Pak Luhut," lanjutnya.

"Jadi kalau Anies ucapkan itu ya pasti terarah pada Pak Luhut yang adalah proxy-nya Pak Jokowi, kan gampang itu membaca itu, jadi kita lengkapkan aja bahwa yang dimaksud Anies adalah Pak Luhut," ucapnya.

Baca Juga: Soal Tudingan Ada Menko Ingin Ubah Konstitusi, PDIP ke Anies: Mengada-ada, Jangan Bikin Kegaduhan!

Menurutnya, ucapan Anies adalah bentuk antisipasinya terhadap berbagai cara-cara yang bisa dilakukan untuk menunda pemilu 2024.

Anies, tutur Rocky, tak ingin penundaan pemilu terjadi, sebab itu sama saja menundanya untuk menjadi calon presiden (capres).

"Tentu Anies mengantisipasi itu (penundaan pemilu), dia tentu enggak mau ada penundaan sebab menunda pemilu artinya menunda dia untuk jadi calon presiden kan itu soalnya," ucap mantan dosen Universitas Indonesia itu.

Dirinya mendukung apa yang Anies lakukan, sebab ini menjadi hal yang baik sebagai tuntunan untuk bertanding di Pemilu 2024 mendatang.

"Tapi bagus juga kalau Anies lakukan itu, sehingga ada yang yang bisa kita anggap sebagai tuntunan untuk bertanding di 2024," kata Rocky.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan



Berita Terkait