Menu


Terdakwa Kasus Tragedi Kanjuruhan Hanya Divonis 1 Tahun 6 Bulan, Alasannya Membuat Trauma

Terdakwa Kasus Tragedi Kanjuruhan Hanya Divonis 1 Tahun 6 Bulan, Alasannya Membuat Trauma

Kredit Foto: Antara

Konten Jatim, Jakarta -

Mantan Danki 3 Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarmawan divonis hukuman 1 tahun 6 bulan atas kesalahannya di kasus Tragedi Kanjuruhan.

Melalu sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya pada Kamis (16/03/2023), terdakwa kasus tragedi kanjuruhan itu divonis oleh majelis hakim.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Hasdarmawan dengan pidana selama 1 tahun dan 6 bulan," kata Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Abu Ahcmad Sidqi Amsya.

Vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim itu jauh dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Sebelumnya, JPU menuntut Hasdarmawan dengan hukuman tiga tahun penjara.

Baca Juga: Dua Mantan Polisi Dalam Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas

Majelis Hakim menilai Hasdarmawan terbukti bersalah atas kealpaan hingga mengakibatkan orang lain mati, mengalami luka berat, dan luka sedemikian rupa serta sakit sementara.

"Hal yang memberatkan yaitu membuat suporter trauma untuk menonton bola," lanjutnya.

Selain itu, majelis hakim menilai Hasdarmawan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 359 KUHP, Pasal 360 ayat (1) KUHP, dan Pasal 360 ayat (2) KUHP tentang Keolahragaan. Sementara itu, hal yang meringankan adalah terdakwa tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan.

"Sedangkan yang meringankan adalah terdakwa turut andil menyelamatkan pemain dan tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan saat persidangan," ungkapnya.

Atas putusan tersebut, JPU, terdakwa, dan penasihat hukum terdakwa menyatakan akan mempertimbangkan langkah selanjutnya. "Kami pikir-pikir yang mulia," kata penasihat hukum terdakwa.

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang berakhir dengan skor 2-3. Kekalahan itu membuat para suporter turun dan masuk ke area lapangan.

Baca Juga: Kok Bisa Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Bambang Sidik Achmadi Bebas?

Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare (suar) dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata yang memicu jatuhnya korban jiwa sebanyak 135 orang dan ratusan korban luka-luka.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.