Menu


Saat Koalisi Besar Diutamakan

Saat Koalisi Besar Diutamakan

Kredit Foto: suara.com

Konten Jatim, Jakarta -

Partai-partai politik yang berkoalisi masih berusaha meningkatkan pengaruhnya. 

Kendati tiga poros yang sudah terbentuk telah memenuhi syarat mengusung pasangan capres-cawapres, nampaknya masing-masing koalisi butuh anggota baru untuk menambah rasa percaya diri.

Baca Juga: PPP Bertekad untuk Memilih Capres-Cawapres Secara Berhati-hati

Tren politik Indonesia sekarang ini seolah menunjukkan koalisi gemuk merupakan opsi utama. Padahal secara empiris, koalisi gemuk tidak menjamin kemenangan dalam pemilu, kecuali menjadi jalan pintas untuk menggaet figur populer di saat partai defisit tokoh-tokoh mumpuni.

"Koalisi besar memungkinkan untuk lebih mudah menarik tokoh populer sebagai kendaraan politik," kata peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, di Jakarta, Kamis (16/3/2024).

Seluruh koalisi yang ada yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Perubahan berupaya mendapatkan tenaga tambahan. Komunikasi para ketua umum di luar koalisi dijalin dengan maksud saling lobi untuk menjadi anggota baru.

Dengan demikian, bongkar pasang koalisi yang memungkinkan terjadi hingga memasuki akhir tenggat pendaftaran capres-cawapres di KPU berorientasi untuk mempergemuk koalisi. Apakah nantinya koalisi bakal berjalan lamban, bukan soal karena yang ramping belum tentu gesit.

Wasisto meyakini tren ini terjadi bukan tanpa sebab. Situasi ini terjadi sejak 2019 ketika pemerintahan Jokowi memilih membentuk koalisi gemuk. Koalisi gemuk seolah menjadi simbol efektivitas baik dalam pemerintahan maupun untuk beroposisi.

Baca Juga: Upaya KIB Membangun Koalisi yang Kuat Belum Berakhir 

"Koalisi besar punya potensi sebagai kartel politik berpengaruh dalam proses pembuatan kebijakan publik. Baik itu sebagai koalisi atau oposisi," tuturnya.

Sekalipun PDI Perjuangan belum menyatakan sikap resmi membentuk koalisi, bukan jaminan pula partai banteng moncong putih tidak berupaya membangun koalisi gemuk. Walaupun secara empiris PDIP memiliki rekam jejak membangun koalisi ramping, namun pada 2019 fakta mencatat PDIP membentuk koalisi besar.

"PDIP yang dulu tentu berbeda dengan PDIP sekarang," ujarnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Akurat.