Allah juga menggantungkan pertumbuhan manusia pada nafsu makan dan minum. Tanpa kedua hal itu, manusia tak bisa menumbuhkan lagi sel-sel rusak oleh gerak dan kerja manusia. Allah juga membekali manusia dengan naluri bersosial melalui sistem kehidupan sosial.
Dengan demikian, hawa nafsu merupakan tangga menunggu kesempurnaan sekaligus peluncur kepada kehinaan.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Wanti-wanti untuk Hindari Nafsu Bakhil
Hawa nafsu dan kemampuan instingtif lain ialah tahap kebinatangan manusia. Namun, tuhan telah memberi manusia kemampuan untuk mengendalikan, menghambat, serta membatasi naluri-naluri ini dengan iradah.
Kebinalan naluriah manusia bisa diubah menjadi keutamaan-keutamaan rohani.
Dampak negatif
Allah menciptakan manusia untuk suatu hal agung, yakni beribadah kepada-Nya, Dzat Mahasuci dan Mahatinggi. Allah juga menghendaki manusia dengan hikmah-Nya, Dia menjadikan manusia sebagai penguasa di muka bumi.
Allah melarang syahwat yang mengakibatkan kerusakan di bumi, seperti narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya. Bahkan, Allah pun melarang melampaui batas dalam memenuhi syahwat. Pasalnya, kerusakan akan menimpa manusia bila syahwat dipenuhi dengan kelewatan.
Salah satu akibat buruk dari perbuatan melampaui batas ialah hilangnya rasa malu terhadap Tuhan dan manusia. Hilangnya malu ini lambat laun akan memudarkan sisi kemanusiaan manusia, sehingga manusia tak ubahnya seperti hewan.
Baca Juga: Tak Kuat Tahan Nafsu, Pembobol Rumah Ini Lupa Mencuri dan Malah Berbuat Cabul
Akibat buruk lain dari melampaui batas dalam bersyahwat ialah menggiring kejahatan dan mencegah kebaikan. Bahkan, terkadang menggiring pada kesetanan.