Menu


Apa itu Fastabiqul Khairat? Ini Resep Berlomba dalam Kebaikan

Apa itu Fastabiqul Khairat? Ini Resep Berlomba dalam Kebaikan

Kredit Foto: Pexels/Alena Darmel

Konten Jatim, Jakarta -

Apa itu fastabiqul khairat? Ini adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, firman Allah yang menjadi semboyan Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Firman Allah ini disebutkan dalam dua ayat di Al-Qur’an, yakni Surat al-Baqarah ayat 148 dan Surat al-Maidah ayat 48. Petikan kalimat ini seringkali diucapkan ketika hendak mengakhiri ceramah, terutama oleh warga Muhammadiyah.

Mengutip laman Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), semboyan ini merujuk pada suatu ayat yang menerangkan, orang yang berinfaq sebelum penaklukan makkah lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang yang berinfaq setelahnya.

Baca Juga: Apa itu Birrul Walidain? Ajaran Berbakti Kepada Orang Tua, Penting!

Inilah spirit yang tersirat dari fastabiqul al-khairat, yang berarti orang yang melakukan kebaikan lebih dahulu, derajatnya lebih tinggi daripada yang melakukan kebaikan yang sama setelahnya.

Rupanya, menjadi pribadi fastabiqul khairat tidaklah mudah. Hal ini memerlukan keseriusan untuk menjaga semangat dan komitmen dalam kebaikan. Namun, ada lima resep yang dapat dilakukan untuk mempertahankan komitmen ber-fastabiqul khairat:

1. Niat yang ikhlas

Hal pertama ialah niat yang ikhlas dalam beribadah atau beramal shaleh untuk mendekatkan diri kepada Allah dan karena Allah. Ikhlas sendiri ialah melakukan segala hal karena Allah, untuk Allah, dan kepunyaan Allah.

Baca Juga: Begini Dalil Perintah untuk Birrul Walidain dalam Islam

Jika kita telah ikhlas dalam beramal, amal itu pasti akan menjadi menyenangkan. Semangat fastabiqul khairat pun akan senantiasa berkobar dalam jiwa.

2. Cinta kebaikan 

Yang dimaksud ialah cinta pada kebaikan dan cinta kepada orang baik. Hal ini berhubungan dengan keikhlasan, yakni semata karena Allah. Kita cinta kebaikan dan orang baik karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

3. Merasa beruntung

Sikap merasa beruntung ini hadir karena kita percaya dan yakin kepada Allah SWT. Kita akan merasa beruntung untuk terus melakukan perbuatan baik demi menggapai rida-Nya, jika imat telah merasuk ke dalam jiwa. 

Baca Juga: Apa Itu Minyak Kasturi? Wewangian Favorit Rasulullah yang Bermanfaat

Perasaan semangat untuk berlomba dalam kebaikan akan senantiasa berkobar, tak pernah padam, jika perasaan demikian sudah muncul.

4. Meneladani generasi yang beramal baik

Kita perlu belajar dan meneladani era Rasulullah SAW dan para sahabat karena mereka ialah generasi umat terbaik. Mudah-mudahan, dapat menjadi jalan agar kita kelak dikumpulkan di surga bersama mereka.

5. Paham ilmu kebaikan

Sayyidina Ali pernah berkata, “Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan, yakni sehat, sakit, mati, hidup, tidur dan bangun. Begitu pula ruh. Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu, dan matinya akibat tidak adanya ilmu. 

Baca Juga: Mengenal 5 Manfaat Minyak Kasturi Bagi Tubuh: Wangi dan Menyembuhkan

“Sehatnya hati adalah berkat keyakinan, dan sakitnya hati karena keragu-raguan. Tidurnya hati adalah akibat kelalaian, dan bangunnya hati karena zikir yang dilakukan.” Sebab itu, ilmu sangatlah penting untuk membuat hati kita hidup. Ini penting agar kita tak terjerumus dalam kehinaan.