Salah satu bagian dari kasus polisi tembak polisi yang belum menemukan jawaban adalah perubahan drastis sikap Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Pada Rabu (27/7/2022) kemarin, Komnas HAM membeberkan beberapa rekaman CCTV yang memperlihatkan momen-momen sebelum tewasnya Yosua dalam baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) sore.
Dalam salah satu rekaman CCTV di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, terlihat Yosua alias Brigadir J ini sempat menjalani tes PCR setelah sebelumnya menempuh perjalanan darat dengan mobil dari Magelang.
Mereka yang terlihat menjalani tes PCR adalah Yosua; Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E; seorang ajudan lain bernama Ricky; istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi beserta asisten pribadinya, Kuwat.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, selain tes PCR, terlihat Yosua masih sempat bersenda gurau dengan rekan-rekannya yang lain.
Rekaman tersebut sinkron dengan keterangan 6 ajudan Ferdy Sambo yang menjalani pemeriksaan di Komnas HAM pada Selasa (26/7/2022) kemarin.
Setelah menjalani swab di rumah pribadi, Yosua dan yang lain, termasuk Putri Candrawathi kemudian pergi ke rumah dinas sembari menunggu keluarnya hasil PCR.
Di rumah dinas itulah kejadian tak terduga terjadi. Yosua disebut-sebut melecehkan Putri Candrawathi yang notabene istri komandannya sendiri yang berpangkat jenderal.
Teriakan Putri kemudian memancing Richard untuk datang turun dari lantai dua untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
Baca Juga: Kaget! Berkaca dari Cerita Tukang Kebun, Bisa Jadi Memang Ada Upaya Brigadir J untuk Melecehkan Istri Irjen Ferdy Sambo
Kedatangan Richard alias Bharada E ini membuat Yosua mengamuk dan melepaskan tembakan.
Keduanya akhirnya terlihat baku tembak selama sekian menit yang berakhir dengan tewasnya Yosua.
Semua momen itu berlangsung dengan cepat.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024