Menu


Mengintip Museum Brawijaya Malang: Perjuangan Militer Indonesia

Mengintip Museum Brawijaya Malang: Perjuangan Militer Indonesia

Kredit Foto: Instagram/Mata Hati Pemuda

Konten Jatim, Jakarta -

Museum Brawijaya di Malang ialah museum militer yang diperuntukkan sebagai sarana pendidikan dan rekreasi mengenal kemiliteran Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Museum ini mengoleksi berbagai barang yang dipamerkan, mulai dari kendaraan di masa lalu, pakaian para pahlawan, senjata yang digunakan semasa perang, hingga berbagai macam keris dari pahlawan.

Ada pula Gerbong Maut yang menewaskan ratusan rakyat kala perjalanan dari Bondowoso ke Surabaya, sampai komputer pada masa lampau.

Baca Juga: Museum House of Sampoerna: Sejarah dan Daya Tariknya

Sejarah

Museum Brawijaya Malang sendiri telah berdiri sejak 1962 di tangan Brigjend TNI (Purn) Soerachman, yakni mantan Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962. 

Pembangunan gedung museum ini kemudian mendapat dukungan pemerintah daerah Kotamadya Malang dengan disediakannya lokasi tanah seluas 10.500 meter persegi hingga dukungan biaya dari Sdr. Martha, pemilik hotel di Tretes Pandaan, menurut laman Museum Indonesia.

Dengan arsitek museum Kapten Czi Ir. Soemadi, museum ini dibangun mulai 1967 dan selesai pada 1968. Nama museum ini ditetapkan berdasarkan keputusan Pangdam VIII/Brawijaya tanggal 16 April 1968 dengan sesanti (wejangan) 'Citra Uthapana Cakra'.

Baca Juga: Kenali Museum Angkut di Batu, Museum Anti Bosan dengan Konsep Berlimpah

‘Citra’ artinya bersinar, ‘uthapana’ yang membangkitkan ‘cakra’ semangat atau kekuatan. Jadi, nama Museum Citra Uthapana Cakra berarti ‘Sinar yang membangkitkan semangat atau kekuatan’.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman