Menu


Hukum Mendengarkan Musik, Cak Nun: Haram dan Tidak Tergantung Maksud Penggunaannya

Hukum Mendengarkan Musik, Cak Nun: Haram dan Tidak Tergantung Maksud Penggunaannya

Kredit Foto: Instagram/Cak Nun

Konten Jatim, Surabaya -

Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun dibuat marah gegara salah seorang jemaahnya di suatu agenda perjumpaan Ngaji Bareng mempertanyakan hukum mendengarkan musik.

Kejadian itu bermula ketika seorang penanya mengatakan musik seringkali membuat pendengarnya lupa ibadah. Mendengar pernyataan itu, Cak Nun lantas bertanya balik.

Baca Juga: Hasto: PDIP dan PBB Tempuh Jalan Ideologi meskipun Terjal

“Yang lupa (ibadah) kamu, masa musiknya disalahkan?,” ujar Cak Nun, dikutip dari sebuah kanal YouTube, Jumat (10/3/2023).

Cak Nun mengatakan yang haram dari segala hal adalah bukan pada barangnya, tetapi maksud dari penggunaannya.

“Yang haram itu perilakunya bukan barangnya, penggunaannya bisa dipakai untuk menyakiti orang, mengganggu orang,” kata Cak Nun.

“Mosok saya membunuh orang dengan pisau, trus kamu tuduh pisau haram?,” lanjutnya.

Belum beranjak dan masih bernada tinggi, Cak Nun kemudian memberi permisalan lain.

“Mohon maaf ya, trus ada perempuan diperkosa, trus akhirnya berarti haram memasukkan itu ke sana?,” tanyanya diikuti gelak tawa Jemaah.

Baca Juga: Yusril: Krisis Konstitusional Akan Terjadi Bila Pemilu Ditunda

Karena itu, Cak Nun berujar, satu hal yang paling utama untuk diandalkan orang Islam adalah akal, bukan pada barang yang biasa digunakan sebagai alat dan bahan mencari pedoman.

“Makanya nomor satu itu alat menjadi orang Islam bukan Quran, bukan syariat, bukan Fiqih, bukan kitab, bukan hadist, tapi alat utamanya akalmu, pikiranmu,” tutur Cak Nun.

“Quran-Hadist itu alat dan bahan untuk mencari pedoman dari Allah, bukan subjek, subjeknya itu akalmu, logikamu, analisismu, kan begitu,” sambungnya.

Sehingga, pendidikan Islam yang pertama menurut Cak Nun adalah penggunaan akal. Katanya, apapun yang dikerjakan dengan akal yang rasional dan jernih tentu menghasilkan keputusan dan niat yang baik pula.

Baca Juga: Jokowi Sidak Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Bareng Sri Mulyani

“Jadi pendidikan Islam nomor satu itu penggunaan akal,” pungkasnya.