Dalam Agama Islam, terdapat banyak kategori hadits dari Nabi Muhammad SAW yang dibedakan oleh beberapa hal. Pengkategorian ini bisa dalam bentuk siapa yang meriwayatkan, keabsahan suatu hadits sampai bagaimana cara hadits disampaikan.
Salah satu jenis hadits Rasulullah SAW adalah “Hadits Qudsi”. Apa itu Hadits Qudsi? Berikut penjelasan lengkapnya melansir laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Senin (6/3/2023).
Baca Juga: Azab Pelaku Pelecehan Seksual Berdasarkan Pandangan Hadits Nabi Muhammad SAW
Apa Itu Hadits Qudsi?
Pengertian Hadits Qudsi
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa ilmu yang Nabi Muhammad SAW dapatkan semua bersumber dari Allah SWT. Namun, cara penyampaian terhadap Beliau bisa dilakukan melalui Malaikat Jibril atau secara langsung dengan mimpi.
Hadits Qudsi merupakan ilmu yang diperoleh Rasulullah SAW dari Allah SWT tanpa melalui perantara Malaikat Jibril. Allah SWT memberi tahu langsung apa yang Beliau perlu lakukan atau jawaban dari sebuah fenomena dalam Agama Islam.
Pemberitahuan ini bisa berupa lafadz yang disampaikan langsung oleh-Nya atau potongan informasi yang nantinya akan dilengkapi oleh Nabi Muhammad SAW.
Meskipun merupakan wahyu yang diperoleh langsung dari Allah SWT, jumlah Hadits Qudsi terbilang banyak sekali. Terdapat banyak perbedaan pendapat soal jumlah spesifik Hadits Qudsi. Namun, rata-rata ulama mengungkapkan bahwa setidaknya Hadits Qudsi dari Rasulullah SAW mencapai 100-an hadits.
Perbedaan dengan Al-Qur’an
Dikarenakan hadits ini didapatkan langsung dari Allah SWT, orang-orang awam sulit membedakannya dengan Kitab Suci Al-Qur’an. Karena sekilas, secara proses turunnya Hadits Qudsi sama dengan turunnya isi Al-Qur’an.
Baca Juga: 12 Jenis Hadits Dhaif Yang Perlu Diperhatikan Secara Seksama
Namun, ada beberapa perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an yang cukup mendasar. Beberapa perbedaan yang dimaksud di sini adalah:
- Al-Qur’an adalah mukjizat yang terjaga, sementara Hadits Qudsi istimewa tapi mereka bukan mukijizat;
- Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan maknanya saja, sementara Hadits Qudsi bisa;
- Hanya Al-Qur’an yang bisa dibacakan ketika salat, sementara Hadits Qudsi tidak bisa;
- Membaca Al-Qur’an merupakan bentuk ibadah, sementara melafalkan Hadits Qudsi, meskipun dapat pahala, tapi bukan ibadah;
- Lafadz dan makna Al-Qur’an sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan lafadz Hadits Qudsi bisa diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.
Baca Juga: Nasihat Ustadz Abdul Somad: Pelajaran dari Meninggalnya Orang Tua Rasulullah SAW