Menu


Sejarah Asal-Usul Air Terjun Sedudo, Tempat Bertapanya Seorang Duda

Sejarah Asal-Usul Air Terjun Sedudo, Tempat Bertapanya Seorang Duda

Kredit Foto: Instagram/Delfi Anugrah

Konten Jatim, Jakarta -

Air Terjun Sedudo ialah ikon wisata Kota Nganjuk sekaligus destinasi yang cukup terkenal di kawasan tersebut. Salah satu alasannya, yakni mistisnya destinasi ini karena dianggap suci pada zaman dulu.

Cerita rakyat yang menyebar terkait kesucian Air Terjun Sedudo ini berkaitan dengan namanya. Menurut Kuwaluhan, nama ‘sedudo’ dari Air Terjun Sedudo berarti seorang dudo (duda). Berikut ialah kisah asal-usul Air Terjun Sedudo:

Dahulu kala, hiduplah suatu keluarga di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Mereka ialah Begawan, Dewi Sri yang merupakan istrinya, dan Barata, adik iparnya. Masyarakat sekitar segan terhadap keluarga Begawan.

Baca Juga: Mengenal Air Terjun Sedudo, Spot Wisata yang Terkenal ‘Suci’

Bahkan, mereka dianggap sebagai panutan dan sesepuh di desa tersebut karena taat pada agama. Segudang ilmu agama telah dikuasainya, dan mereka pun senang membantu orang yang memerlukan.

Mereka gemar menolong dan berkorban demi kepentingan umum atau orang lain dalam keseharian mereka. Bahkan, mereka tak memikirkan kepentingan sendiri dan berpandangan, hidup ialah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Suatu ketika, seseorang dari mereka mulai berubah. Ialah Barata, sang adik ipar yang mulai sering melakukan hal tercela, mengabaikan orang yang membutuhkan, bahkan menghina mereka. 

Baca Juga: Pesona Air Terjun Madakaripura, Air Terjun Tertinggi Jawa yang Sangat Magistik

Melihat kelakuan Barata, Begawan sangat marah karena menganggapya tidak terpuji. Ia pun menasehati Barata dengan mengajaknya duduk berdua. Nahas, justru terjadi perang mulut antara keduanya yang berbeda pendapat.

Barata tampak tak lagi cocok dengan keluarga Begawan yang baik dan bijak. “Kalau memang demikian maumu, lebih baik kamu pergi dari rumah ini atau aku yang pergi. Kita tidak sejalan lagi.” kata Begawan.

Barata pun setuju pergi dari kediaman Begawan. Sayangnya, istri Begawan, Dewi Sri, merasa begitu sedih akan kepergian sang adik yang hanya punya kakaknya itu. Ia pun memutuskan untuk mengembara mencari Barata usai memohon dan berdebat dengan Begawan.

Baca Juga: Sejarah dan Mitos Air Terjun Coban Rondo, Saksi Bisu Dewi Jadi Janda karena Pertarungan

Dewi Sri sendiri sempat kebingungan antara harus memilih berada di samping sang suami atau mencari sang adik. Namun, ia telah memutuskan mencari adik semata wayangnya.

Ditinggal Dewi, Begawan pun harus hidup sendiri sebagai seorang duda. Ia memutuskan untuk merenungi semua itu dan pergi membersihkan diri, memohon petunjuk kepada Allah dengan bertapa di bawah air terjun yang sangat tinggi, untuk selamanya.

Uniknya, Begawan selalu tampak sama dari waktu ke waktu, selalu terlihat muda, terutama di awal tahun baru Hijriah Muharam atau bulan Suro. Itulah sebabnya banyak orang yang berdatangan ke air terjun tersebut untuk mensucikan diri dan mencari berkah di sana.

Baca Juga: Pantai dengan Air Terjun? Pesona Lengkap di Pantai Banyu Tibo Pacitan

Orang-orang percaya, siapa pun yang melakukan ritual dibawah air terjun itu akan mendapat berkah dan awet muda, terutama di awal tahun baru Hijriah atau bulan Suro. Ini juga menjadi asal nama sang air terjun yang dinamai ‘Sedudo’.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO