Barata tampak tak lagi cocok dengan keluarga Begawan yang baik dan bijak. “Kalau memang demikian maumu, lebih baik kamu pergi dari rumah ini atau aku yang pergi. Kita tidak sejalan lagi.” kata Begawan.
Barata pun setuju pergi dari kediaman Begawan. Sayangnya, istri Begawan, Dewi Sri, merasa begitu sedih akan kepergian sang adik yang hanya punya kakaknya itu. Ia pun memutuskan untuk mengembara mencari Barata usai memohon dan berdebat dengan Begawan.
Baca Juga: Sejarah dan Mitos Air Terjun Coban Rondo, Saksi Bisu Dewi Jadi Janda karena Pertarungan
Dewi Sri sendiri sempat kebingungan antara harus memilih berada di samping sang suami atau mencari sang adik. Namun, ia telah memutuskan mencari adik semata wayangnya.
Ditinggal Dewi, Begawan pun harus hidup sendiri sebagai seorang duda. Ia memutuskan untuk merenungi semua itu dan pergi membersihkan diri, memohon petunjuk kepada Allah dengan bertapa di bawah air terjun yang sangat tinggi, untuk selamanya.
Uniknya, Begawan selalu tampak sama dari waktu ke waktu, selalu terlihat muda, terutama di awal tahun baru Hijriah Muharam atau bulan Suro. Itulah sebabnya banyak orang yang berdatangan ke air terjun tersebut untuk mensucikan diri dan mencari berkah di sana.
Baca Juga: Pantai dengan Air Terjun? Pesona Lengkap di Pantai Banyu Tibo Pacitan
Orang-orang percaya, siapa pun yang melakukan ritual dibawah air terjun itu akan mendapat berkah dan awet muda, terutama di awal tahun baru Hijriah atau bulan Suro. Ini juga menjadi asal nama sang air terjun yang dinamai ‘Sedudo’.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan