Menu


Baru Saja Meninggal Dunia, Begini Kiprah KH Ali Yafie Eks Ketua MUI Selama Hidup

Baru Saja Meninggal Dunia, Begini Kiprah KH Ali Yafie Eks Ketua MUI Selama Hidup

Kredit Foto: NU Online

Konten Jatim, Jakarta -

KH Ali Yafie merupakan sosok ulama yang besar kiprahnya dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Nahdlatul Ulama (NU). Berpulangnya Ali Yafie membawa duka dari berbagai kalangan. Bagaimana karirnya selama hidup?

Prof. AG. H. Muhammad Ali Yafie merupakan seorang ulama fikih/hukum Islam sekaligus profesor, politikus, hakim, birokrat, dosen, akademisi, dan guru Indonesia. Ia juga pernah terlibat dengan Nahdlatul ulama sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Selama hidupnya, Umma.id menyebut KH. Ali Yafie belajar ke beberapa kiai terkenal di Sulawesi. Adapun, guru-gurunya di antaranya:

Baca Juga: KH Ali Yafie, Eks Ketua MUI yang Meninggal Dunia: Siapakah Dia?

  • Syekh Ali Mathar (Rappang)
  • Syekh Haji Ibrahim (Sidraf)
  • Syekh Mahmud Abdul Jawad (Bone)
  • Syekh As’ad Singkang
  • Syekh Ahmad Bone (Ujung  Pandang)
  • Syekh Abdurrahman Firdaus (Jampue Pinrang)

Adapun Ali Yafie juga mengajari banyak murid yang kini menjadi tokoh dan ulama-ulama. Di antaranya, santri-santri Ali Yafie termasuk eks Menteri Agama Quraish Shihab, eks Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan salah satu Ketua MUI, Umar Shihab.

KH Ali Yafie menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Darul Dakwah al Irsyad, Parepare, Sulawesi Selatan, yang didirikannya pada 1947.

Baca Juga: Berita Duka: Mantan Ketua MUI KH Ali Yafie Meninggal Dunia

Ali Yafie mengawali kiprahnya di NU sejak usia muda, yakni pada 1957 saat ia dipercaya sebagai Rais Syuriyah PCNU Pare-Pare. Namun, ia lebih memilih jalur intelektual sehingga karir di politiknya itu tak serius ditekuni. 

Adapun, Ali Yafie pernah mengemban tugas sebagai hakim di Pengadilan Agama Ujungpandang (Makassar) pada 1959-1962. Lalu, ia menjabat sebagai Inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur pada 1962-1965.

Kiai yang sekaligus bergelar profesor ini aktif mengajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Alaudin, Makassar, yang mengantarkannya menjabat sebagai dekan, pada 1965-1971.

Baca Juga: Ramai Kasus Anak Pejabat Pajak, MUI Imbau Aparat Selidiki Sumber Kekayaan ASN

Di Surabaya, pada Muktamar NU, KH Ali Yafie kembali terpilih sebagai Rais Syuriyah. Namun, kali ini di PBNU. Pada Muktamar NU di Semarang (1979) dan Situbondo (1984), ia diberi amanah kembali sebagai Rais Syuriyah PBNU.

Adapun pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, Ali Yafie mengemban tugas sebagai wakil Rais ‘Aam PBNU dan kemudian menjadi Penjabat (Pj) Rais ‘Aam PBNU pada 1991-1992 setelah KH Ahmad Shiddiq, Rais ‘Aam PBNU kala itu, wafat.

Ali Yafie pun sempat menjabat sebagai Ketua Umum MUI pada 1998-2000, menggantikan KH Hasan Basri. Bahkan, Ali juga pernah menjadi Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, periode 2022-2005.

Baca Juga: Dampingi Presiden Jokowi di Satu Abad NU, Prabowo Antusias Salami Para Nahdliyyin

Dengan semua kesibukan itu, Ali masih mendedikasikan diri menjadi Pengasuh di Pondok Pesantren Darul Dakwah al Irsyad, Parepare, Sulsel.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan