Menu


Partai Ummat Tuding Semua Partai Melakukan Politik Identitas, Cuman Malu-malu Kucing

Partai Ummat Tuding Semua Partai Melakukan Politik Identitas, Cuman Malu-malu Kucing

Kredit Foto: YouTube/detikcom

Konten Jatim, Jakarta -

Juru bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengatakan, semua partai politik menggunakan politik identitas. Hanya saja, mereka malu-malu untuk mengakuinya. 

Dia awalnya mengklaim istilah politik identitas telah disesatkan oknum tertentu sehingga selalu dipandang negatif oleh masyarakat, tak terkecuali para intelektual.

Baca Juga: Dicap Negatif, Partai Ummat Klaim Politik Identitas Disesatkan Oknum

"Siapa yang tidak pernah memakai politik identitas? Semua partai memakai. Ketika Pak Ma'ruf Amin (jadi Cawapres pendamping Joko Widodo di Pemilu 2019), apa sih pertimbangannya? Apa coba? Kan beliau bekas Ketua Umum MUI, itu politik identitas, dan itu biasa," ucap juru bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, dalam acara Adu Perspektif, Selasa (21/2/2023).

"Tapi, yang melakukan itu adalah oposisi, di-bully 24 jam, 7 hari seminggu, 12 bulan setahun, 5 tahun dalam satu kali Pemilu. Gak usah munafik, semua partai melakukan kok cuman malu-malu kucing. Yang penting jangan mencuri identitas," sambungnya.

Anak buah Amien Rais ini menyebut oknum yang melekatkan politik identitas dengan politik perpecahan adalah mereka yang justru membawa kebencian. 

"Yang mengungkap ini, merekalah yang membawa aura kebencian," ujar Mustofa. 

"Bayangin ya semua partai melakukan politik identitas tapi mereka hanya menyematkan pada agama tertentu, pada parpol tertentu. Makannya parpol Islam itu sejak awal sampai sekarang tidak pernah lebih," pungkasnya.

Mustofa juga menilai, istilah politik identitas sudah disesatkan dan diidentikkan dengan gerakan-gerakan Islam sehingga menjadi momok.

Baca Juga: Relawan Anies di Sulsel Bakal Temui Partai Ummat

"Karena di Indonesia, istilah ini disesatkan oleh oknum tertentu sehingga menyesatkan banyak orang dan banyak intelektual tersesat dengan istilah itu. sebenarnya istilah itu biasa-biasa saja di sini," tambah dia.

"Semua kegiatan yang terkait dengan agama Islam distempel, disemati dengan politik identitas. Ini dijadikan momok oleh pihak-pihak tertentu," ujarnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO