Menu


Jika Prabowo Pilih Khofifah, Ikhlaskah Cak Imin? Para Ahli Memberikan Nasihat Logis 

Jika Prabowo Pilih Khofifah, Ikhlaskah Cak Imin? Para Ahli Memberikan Nasihat Logis 

Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak

Konten Jatim, Makassar -

Suhu politik semakin memanas jelang tahun pertama sebelum pemilihan presiden. Selain calon presiden, calon wakil presiden juga mulai didiskusikan oleh pemangku kepentingan.  

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, belakangan mulai ramai diperbincangkan bakal ikut ambil bagian di Pilpres. Layaknya bunga, Khofifah banyak diincar para capres untuk digandeng sebagai cawapres.

Baca Juga: Satu per Satu Absen Nama Capres dan Cawapres di Harlah PPP, Rocky Gerung: Jokowi Belum Bisa Hentikan Ambisinya

Khofifah diyakini memiliki faktor x yang bisa melengkapi pasangannha jika digandeng untuk bertarung pada Pilpres 2024.

Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad mengatakan, Khofifah memiliki kekuatan di Jatim.

Baik sebagai orang nomor satu di pemerintahan maupun sebagai kader NU yang dihormati nahdliyyin.

"Kekuatannya adalah Gubernur Jatim, yang mana itu merupakan basis utama Nahdlatul Ulama (NU). Dan, nilai jualnya dia perempuan. Dia juga kan berhasil menangkan Pilgub Jatim," ujar Firdaus kepada fajar.co.id, Senin (20/2/2023).

Terlebih, kata Firdaus, kinerja Khofifah telah terlihat sejauh ini sebagai Gubernur Jatim. Atas hal tersebut, dukungan masyarakat semakin mengakar.

Baca Juga: Anies Baswedan Bocorkan Kriteria Cawapres Idamannya, Khofifah atau AHY?

"Sekarang, kerjanya sudah kelihatan. Sehingga dia mengakar. Jadi, melalui jejaring birokrasi, dia kuat," tegasnya.

Selain sebagai seorang Gubernur, Khofifah juga merupakan seorang kader NU tulen dan sangat dihormati. Di sisi lain, sosoknya juga dinilai mewakili aspirasi perempuan dan Jawa.

"Memang sangat logis, jika Khofifah dibidik. Karena dia akan menyumbang suara banyak. Jika Khofifah berpasangan dengan Prabowo, itu akan menjadi kekuatan lebih kuat," ungkapnya.

Namun, yang sulit menurut Firdaus, mengawinkan keduanya. Sebab, bukan hanya antara dua tokoh. Namun, juga melibatkan partai pengusung.

"Yang sulit itu mengawinkan. Artinya, relakah Muhaimin memberikan karpet merah kepada Khofifah," bebernya.

Firdaus menambahkan, yang sekarang dibicarakan adalah paket.

Jika melihat perorangan, Anies sejauh ini memiliki peluang yang tinggi. Namun, perlu dilihat kembali siapa pasangannya.

"Wakil itu harus mengambil seperti misalnya Jokowi. Kemenangan Jokowi tidak lepas dari kemampuannya mendapatkan suara NU, melalui KH Ma'ruf Amin," tandasnya.

Meskipun sulit dipungkiri, namun Firdaus beranggapan, NU secara politik tetap memiliki daya tarik. Apalagi, karakter politik NU, sami'na wa ata'na terhadap kiai.

"Meskipun tidak bisa diklaim 1 suara tapi kecenderungannya politik santri itu mengikut kepada kiainya. Menarik itu memang Jatim menjadi daerah incaran. Pada akhirnya, Khofifah menjadi rebutan," imbuhnya.

Firdaus menyarankan kubu Prabowo memperhatikan momen yang pas jika ingin meminang Khofifah sebagai bakal Cawapres.

"Yang dihindari adalah, salah peccah (perhitungan). Kalau tiba-tiba, atau proses kawinnya yang tidak tepat momennya. Tetapi kalau kita hitung di atas kertas, Khofifah itu menjadi figur yang diperebutkan," kuncinya. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.