Menu


FPI Dukung Anies Disebut Politisasi Agama, Bagaimana Sejarah Sosialnya di Indonesia?

FPI Dukung Anies Disebut Politisasi Agama, Bagaimana Sejarah Sosialnya di Indonesia?

Kredit Foto: Twitter/@GunRomli

Konten Jatim, Jakarta -

Politisasi agama merupakan pelibatan agama demi urusan politik yang dinilai tak etis, khususnya di negara dengan keberagaman seperti Indonesia. Momen anggota Forum Persaudaraan Islam (FPI) mendukung Anies Baswedan pun disoroti karena dianggap demikian. Namun, bagaimana politisasi agama bisa ada di Indonesia?

Bisa ditebak, relasi antara agama dan politik telah cukup lama terjadi dalam sejarah sosial Indonesia. Hal ini juga berlaku soal politisasi agama di Indonesia, bahkan menjadi fenomena dan fakta yang tak lagi modern.

Jurnal ‘Sejarah Politik Politisasi Agama dan Dampaknya di Indonesia’ oleh Sumanto Al Qurtubi, Pendiri dan Direktur Nusantara Institute, politisasi agama, khususnya politisasi Islam telah menjadi pemandangan lumrah di masyarakat jauh sebelum Tanah Air kita merdeka.

Baca Juga: Apa Itu Politisasi Agama? Istilah yang Disebut Dilakukan FPI Gegara Dukung Anies

Awal abad ke-20, banyak kelompok sosial-politik-keagamaan yang mulai muncul di tanah Nusantara. Berbagai kelompok Islam menggunakan teks, wacana, idiom, jargon, dan simbol keislaman tertentu untuk menarik simpati publik masyarakat pada ormas yang mereka prakarsai.

Hal ini dilakukan baik yang yang puritan-reformis seperti Persis, Muhammadiyah, dan lainnya maupun tradisionalis seperti Nahdlatul Ulama, Dagang Islam, Partai Komunis Indonesia, dan lainnya.

Baca Juga: Anies Bertele-tele Saat Ditanya Pembubaran HTI dan FPI, Dedek Prayudi: Esensi Pertanyaan Tak Terjawab

Munculnya ormas-ormas keislaman pada awal abad ke-20 semakin meruncing sejak terbentuknya berbagai ormas dan kelompok keislaman karena masing-masing ingin menunjukkan eksistensi dan kebenaran gagasan, pandangan, maupun gerakan keislaman yang mereka usung.

Setelah Indonesia merdeka, politisasi agama makin berembus. Terutama, saat negara tercinta ini hendak merumuskan dasar politik pemerintahan dan kenegaraan. Masing-masing faksi umat Islam bersikeras menginginkan Indonesia berbasis ideologi politik sesuai dengan gerakan  mereka.

Semasa rezim Orde Baru, Presiden Soeharto memang mengawasi gerak-gerik kelompok Islam politik dan berbagai gerakan yang berbasis SARA, tetapi ini bukan berarti politisasi agama tak ada.

Baca Juga: Aksi FPI Dukung Anies Disebut Bentuk Politisasi Agama

Hal ini tetap dilakukan oleh sekelompok umat Islam, sebagai medium perlawanan terhadap kekuasaan maupun alat legitimasi kekuasaan. Ada pula masa di mana baik para tokoh, ulama, dan kiai yang mendukung partai-partai politik sama-sama mengutip ayat, dalil naqli, atau mendengungkan wacana dan simbol-simbol keislaman tertentu untuk kepentingan parpol.

Politisasi agama bukanlah hal baru di Indonesia, justru telah eksis sejak 1950-an. 

Untuk mencegahnya, UIN Jakarta menyebut, perlu upaya pelurusan pengertian dan batasan pelibatan agama dalam politik serta pemahaman keagamaan yang dipergunakan untuk politisasi agama. 

Baca Juga: DMI Tolak Segala Bentuk Politisasi di Tempat Ibadah Umat Islam

Diperlukan juga kesadaran semua pihak akan pentingnya menjaga persatuan bangsa dan, politisasi agama bisa merendahkan posisi agama hanya menjadi alat memperoleh kekuasaan semata. Hal ini mesti disadari khususnya bagi tokoh politik, organisasi keagamaan, dan tokoh agama.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan