Menu


2 Macam Asal-Usul Sate Madura, dari Favorit Pendekar Ponorogo sampai Dibawa Pedagang Jalanan

2 Macam Asal-Usul Sate Madura, dari Favorit Pendekar Ponorogo sampai Dibawa Pedagang Jalanan

Kredit Foto: Instagram/Camera Kuliner

Konten Jatim, Jakarta -

Kita pasti sering mendengar kuliner sate madura yang bumbunya khas dari Madura. Hidangan yang satu inilah salah satu faktor yang paling dikenal dari Madura, selain julukan pulau garam dan bebek madura.

Sate khas yang satu ini telah dikenal sejak zaman dulu, bahkan menjadi menu para pendekar Ponorogo. Menurut berbagai sumber, sate yang satu ini punya banyak versi terkait asal-usulnya. Salah satunya, yakni sebagai menu para pendekar Ponorogo di zaman dulu.

Menu para penguasa

Itulah kisah latar belakang yang paling banyak dikenal. Lebih rincinya, sate madura disebut dibawa oleh Adipati Sumenep, Arya Jaran Panoleh usai mengunjungi kakaknya, Lembu Kanigoro yang telah menjadi adipati Ponorogo. Ia diberi hidangan sate ponorogo.

Baca Juga: 8 Keunikan Madura dan Masyarakatnya, dari Nikah Dini Sampai Rumah Mewah Jadi Kandang Sapi

Arya Jaran Panoleh dan rombongannya yang melihat makanan ditusuk lidi dan dilapisi bumbu kacang sebagai makanan yang ‘tidak wajar’ menjadi bingung dan enggan memakannya. Sang kakak pun menjelaskan cara memakannya dan memberi tahu, itu adalah makanan yang biasa dimakan masyarakat Ponorogo, terutama para warok.

Tusuk lidi digunakan sebagai media pemakan karena Warok yang memiliki sifat wira’i, kala itu belum mengenal sendok yang bisa membuat tetesan sambal tak mengenai jari-jari.

Jaran akhirnya meminta izin kepada sang kayak untuk mempelajari kehidupan rakyat Ponorogi yang sulit ditebak. Ia ingin menerapkannya di Madura.

Pedangan jalanan Jawa

Versi lain dari sejarah sate madura berkaitan dengan pedagang jalanan di Jawa. Kisah ini diceritakan dari mulut ke mulut dan kini dipercaya. Alkisah, sate madura dibuat pertama kali pada abad ke-19 oleh pedagang makanan jalanan di Jawa.

Baca Juga: Alasan ‘Sultan’ Madura Kandangi Sapi Dalam Rumah Mewah, Bukan Sapi Biasa!

Kala itu, banyak pendatang di Indonesia, termasuk dari Arab hingga pendatang muslim Tamil dan Gujarat dari India. Banyak daging hewan kurban pada saat Iduladha, dan kebanyakan warga keturunan Arab tersebut memanggang sate bersama-sama untuk merayakan hari raya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan