Menu


Buya Syafii Maarif Dalam Kenangan, Seorang Tokoh Bangsa yang Berani Bilang 'FPI Preman Berjubah'

Buya Syafii Maarif Dalam Kenangan, Seorang Tokoh Bangsa yang Berani Bilang 'FPI Preman Berjubah'

Kredit Foto: Twitter/potretlawas

Konten Jatim, Jakarta -

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. M. Amin Abdullah mengenang keberanian Buya Syafii Maarif yang pernah mengatakan 'FPI Preman Berjubah'.

Hal itu diungkapkan Amin saat menjadi pembicara di kegiatan Syafii Maarif Memorial Lecture di Salihara Art Center, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2022).

Amin mengatakan bahwa Buya tak asal-asalan melabeli FPI sebagai Preman Berjubah.

Menurutnya kritikan itu keluar dari mulut Buya lantaran sikap FPI yang semakin ganas dan menjadi-jadi karena pemerintah tidak mengambil sikap yang tegas.

Buya bahkan sampai dikucilkan masyarakat muslim gara-gara melabeli FPI Preman Berjubah, namun hal itu tak membuatnya gentar sama sekali.

“Dengan kritik dan pernyataan-pernyataan seperti itu Buya tidak gentar untuk dikucilkan oleh warga masyarakat Muslim,” kata Amin.

Baca Juga: Tengok Kedekatan Anies Baswedan Dengan Ahyudin, Bukan Hanya di ACT Tapi Juga di GMC, ini Buktinya

Pria yang juga Anggota Dewan Pengarah BPIP juga menyampaikan bahwa Buya Syafii Maarif dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan bersahaja.



Selama hidupnya, Amin menyebut Buya selalu merasakan dan menghayati benar semua penderitaan rakyat Indonesia.

Buya juga meyakini Islam sebagai pedoman etika dan petunjuk hidup dengan sepenuh hati, namun tanpa kehilangan rasa hormat kepada pemeluk agama lain yang berbeda.

“Pluralis-inklusif, non-diskriminatif. Cendekiawan- intelektual-ulama berwawasan luas dan terbuka,” ucap Amin.


Lebih jauh, Amin mengatakan bahwa Buya Syafii Maarif sangat mencintai Indonesia tanpa reserve.

Baca Juga: Edan! Sapi Qurban Ini Gedenya Kebangetan, 'Dagingnya Bisa Buat 1 Kecamatan, Kalo Ngamuk, Tulang Jagalnya yang Gantiin Jadi Qurban'

Akan tetapi ketika para penyelenggara negara terjebak dalam kubangan lumpur KKN, Buya menjadi orang pertama yang berteriak keras melontarkan kritik.

“Jangan memuja-memuja Pancasila, tetapi mengkhianatinya dalam praktik kehidupan sehari-hari dengan berbuat KKN sesuka hati," kata Amin menirukan ucapan Buya.

Selain itu, dikatakan Amin, Buya juga selalu gemas sekaligus sedih saat melihat jurang antara kaya dan miskin di tanah air masih sangat tajam.

Bahkan menurutnya Buya sempat menyatakan bahwa dari sila ke-5 Pancasila dianggapnya sila yang paling tertinggal di buritan peradaban.

Sebagai informasi, Kegiatan Syafii Maarif Memorial Lecture ini digelar untuk memperingati 40 hari wafatnya Buya Syafii Maarif sekaligus terus menghidupkan dan mengembangkan pikiran sang guru bangsa.



Kegiatan ini juga turut diikuti oleh dua organisasi seperti Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) dan Komunitas Salihara, serta satu lembaga yakni Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Buya Syafii Maarif telah mendahului kita pada Jumat, 27 Mei 2022. Selama hidupnya, Buya dikenal sebagai guru bangsa dengan kepribadian yang humanis dan sejarawan yang kritis.

Pemikiran-pemikirannya tentang isu-isu keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan mengetuk hati dan pikiran anak-anak muda berbagai agama, pemikiran, dan etnis.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024