Menu


Cak Nun: Karma Itu Sunnatullah, Bentuknya Bisa Beragam dan Tak Bisa Dihitung

Cak Nun: Karma Itu Sunnatullah, Bentuknya Bisa Beragam dan Tak Bisa Dihitung

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Surabaya -

Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menerangkan soal adanya karma Allah. Ia menyebut, karma merupakan sunatullah, takarannya sesuai dengan yang Allah tentukan.

Cak Nun juga berujar, yang disebut dengan karma itu tak bisa diasosiasikan terhadap salah satu atau beberapa agama. Karena karma merupakan bagian dari apa yang dilakukan manusia.

Baca Juga: Indonesia Masuki Tahun Politik, Peneliti BRIN: Kontestasi Harus Dilakukan secara Sehat

“Karma itu tidak asosiatif terhadap hindu atau budha, tapi bagian dari sunnah, bagian dari apa yang dialami konten manusia, asal kamu itu manusia, salah satu akibatnya ya karma, kamu akan menerima seperti yang kamu lakukan,” ujar Cak Nun, dikutip dari kanal YouTube CakNun.com, Jumat (3/2/2023).

Cak Nun lantas memberi permisalan dari maksud karma yang dihitung dengan angka alias numerik.

“Meskipun jangan lantas diekonomikan, jangan difinansialkan. Bahwa kalau kita ustdaz datang 700 juta lalu kita bayarkan 700 juta. Nah 700 juta itu dari Allah bukan kita yang minta,” terangnya.

“Jadi yang difirmankan allah itu esensi, bukan transaksi angka. Meskipun allah menyebut bahwa setiap lembar itu ada 100 biji, jadi ada 7 lembar artinya 700 biji,” lanjut Cak Nun.

Baca Juga: Meski PKB Lahir dari NU, Cak Imin Bisa Terancam Karena Sosok Ini

Cak Nun mengatakan, hal itu tetap dianggap sebagai simbolisme, bukan transaksi angka. Pemberinya akan memberikan imbalan atau hukuman yang sesuai dengan nilai pelanggaran, bukan terletak pada nominalnya.

Tampilkan Semua Halaman