Menu


Program Konsulat Jenderal AS Surabaya dan Japelidi Jelang Pemilu 2024: Demi Anak Muda sang Pemilih Terbesar

Program Konsulat Jenderal AS Surabaya dan Japelidi Jelang Pemilu 2024: Demi Anak Muda sang Pemilih Terbesar

Kredit Foto: Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia

Konten Jatim, Jakarta -

Tingginya penyebaran misinformasi jelang tahun pemilu memancing Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia (Japelidi) dan Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya untuk luncurkan program yang tarik partisipasi anak muda dalam tahun pemilu.

Program bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” tersebut menargetkan literasi kepada 500 pemilih muda usia 17-20 tahun di 10 kota di Indonesia, sepanjang 2023. 

Salah satu alasannya, yakni generasi muda yang menurut data bakal menempati ceruk terbesar pemilih dalam pesta demokrasi 2024 mendatang.

Baca Juga: Pengamat Nilai Erick Thohir Menjadi Pemersatu Koalisi Pemilu 2024

“Program literasi ini menjadi strategis karena tiga hal yaitu tingginya penyebaran misinformasi di masa pemilu atau isu politik lainnya menjelang pemilu; Anak muda berdasarkan data akan menempati ceruk terbesar pemilih pada pemilu 2024; serta apatisme dan keterlibatan politik yang anak muda yang rendah. 

“Untuk itu, program ini mengusung Tagline Yang Muda, Yang Cerdas Memilih,“ ujar Ni Made Ras Amanda G-Project Manager, menurut rilis pers program yang berlangsung pada Sabtu (28/1/2023) itu.

Menargetkan netizen yang jadi kritis dan cerdas demi mengimbangi freedom of speech, program yang berlangsung dalam empat tahapan ini pun dimaksudkan menyiapkan generasi ke depan yang lebih tangguh (resilience).

“Mengingat isu disinformasi ini melanda seluruh lapisan masy dan telah menjadi global issues, maka japelidi yang menyasar anak muda adalah salah satu hal yang positif,“ kata Wouter Housen, Public Diplomacy Officer dari US Embassy Surabaya.

Baca Juga: Soal Sistem Pemilu, Pemerintah-DPR Sepakat Proporsional Terbuka, Kecuali PDIP

Japelidi sendiri merupakan komunitas pegiat literasi digital yang lahir pada 2017. Komunitas ini menghadirkan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat lewat tergabungnya sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah di Indonesia.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO