Menu


Cak Nun: Penyebutan Kiai Bukan Khusus Orang Islam, Siapapun dan Apapun yang Sifatnya ‘Istimewa’

Cak Nun: Penyebutan Kiai Bukan Khusus Orang Islam, Siapapun dan Apapun yang Sifatnya ‘Istimewa’

Kredit Foto: Doc. Dinas Kominfo Jatim

Konten Jatim, Surabaya -

Budayawan dan tokoh ulama Jawa Timur Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menerangkan soal penyebutan istilah Kiai. Katanya, penyebutan Kiai yang ditujukan untuk seseorang bukan hanya berlaku bagi umat Islam saja, melainkan umum.

Kata Cak Nun, Kiai sebagai gelar yang identik dengan orang Islam, merupakan bentuk gelar kultural. Sementara ulama, merupakan gelar yang jelas berdasarkan fiqih dan syariat.

Baca Juga: Said Didu Sebut Pemerintah Tak Mampu Atasi Utang Negara, Stafsus Menkeu: Ini Fitnah!

“Jadi Allah menyebut kata ulama di Quran, bahwa nanti pengkategoriannya bisa salah, atau meleset dan gak bermutu itu lain masalah, tapi gelar ulama jelas di Al Quran,” ujar Cak Nun, dikutip dari sebuah kanal YouTube, Kamis (26/1/2023).

Apalagi, penyebutan Kiai itu sendiri sebenarnya banyak digunakan di sejumlah agama, salah satunya Khatolik. Tak hanya itu, benda-benda dan hal lain yang dirasa istimewa, juga disebut dengan Kiai.

“tapi kalau kiai, sekarang orang Katholik punya Kiai Sagra, kiai sagra itu di Jogja, dia seorang katholik tapi disebut Katholik, gapapa, orang ada Kiai Slamet itu juga kerbau, kiai kanjeng itu juga gamelan,” terangnya.

“Kiai itu pokoknya orang atau apapun yang dianggap memiliki keistimewaan atau keunggulan, itu disebut kiai,” sambung Cak Nun.

Cak Nun lantas melempar candaan dengan memberi kisah asal-usul penyebutan Kiai di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga: Proyek Sodetan Ciliwung Mangkrak 6 Tahun, Pegiat Medsos: Korban Berjatuhan Selama Masa Itu

“Kalau di Jawa Timur itu Yai, bukan Kiai, tapi karena Islam dan Jawa yang lebih tua itu majapahit, maka dari skala ini yang lebih tua jawanya adalah Jawa Timur,” bebernya.

“Di Jawa Timur disebut Yai, Mbah Hasyim itu mbah yai, sementara orang di Jawa Tengah orang tua yang istimewa disebut Ki, Ki Hajar Dewantoro. Ada Yai dari Jawa Timur berdakwah ke Jawa Tengah, namanya siapa? Kiai. Itu karangan saya sendiri,” tandasnya.