Pengamat politik Rocky Gerung turut mengomentari soal deretan para menteri yang ikut terlibat dalam mempersiapkan pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kaesang Pangarep.
Mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan, sikap para menteri tersebut adalah bentuk "menyalakan lilin terakhir".
Hal ini seperti yang dia sampaikan dalam video unggahan kanal YouTube Rocky Gerung Official.
"Tapi kita bisa bayangkan bahwa di ujung pemerintahan Pak Jokowi, kepresidenan Pak Jokowi, maka ada kesempatan para menteri untuk berpartisipasi," ujar Rocky.
"Jadi event-event semacam ini kan yang membuat para menteri berupaya untuk kayaknya mau menyalakan lilin terakhir itu," lanjut dia.
"Jadi kita akan lihat nanti komposisi siapa yang duduk di sebelah pengantin, siapa yang wara-wiri jadi among tamu, macem-macem lah," tuturnya lagi.
"Jadi kita udah tahu bahwa itu peristiwa keluarga yang kemudian akan di-blow up menjadi peristiwa politik karena panitianya para politisi," ucapnya.
Diketahui, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep akan menikahi Erina Sofia Gudono pada 10 Desember di Yogyakarta.
Sejumlah menteri di kabinet Jokowi pun turut terlibat langsung dalam mempersiapkan pernikahan putra Jokowi itu.
Mereka adalah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Baca Juga: Survei Polstat: Prabowo Subianto Menteri Terbaik, Layak Jadi Penerus Jokowi
Geladi pernikahan Kaesang dan Erina telah dilangsungkan di Puro Mangkunegaran, Solo, Minggu (27/11) pagi.
Bahkan sejumlah menteri hadir dalam acara gladi kotor yang dilakukan dari Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, hingga ke Puro Mangkunegaran itu.
Geladi tersebut tidak diikuti oleh calon pengantin Kaesang dan Erina, namun terlihat tiga menteri, yakni Erick Thohir, Budi Karya Sumadi, dan Bahlil Lahadalia, serta sejumlah personel Paspampers dalam kegiatan tersebut.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO