Pada salah satu kesempatan, Ustadz Adi Hidayat mendapat pertanyaan, apakah wanita yang tengah haid boleh berwudhu? Bagaimana hukum dari wudhu yang dilakukan ketika haid?
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, di antara cinta Allah kepada hamba-Nya adalah bagi hamba yang membiasakan diri bertaubat dan menjaga wudhunya.
Baca Juga: Hati-hati Anggapan Hari Sial, Ini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
"Wudhu seperti yang disampaikan, fungsinya bersihkan hadas kecil, dengan yang kedua adalah menjaga nilai-nilai kebaikan sebagai pancaran kemuliaan dari Allah SWT," kata Ustadz Adi Hidayat, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (22/5/2023).
Ustadz Adi Hidayat melanjutkan, ketika seseorang berwudhu tidak hanya hadasnya hilang. Juga dia terjaga dalam kebaikan dari hikmah berwudhu.
Oleh sebab itu, kata Ustadz Adi Hidayat, orang yang biasa berwudhu biasanya sikapnya terjaga, tidak ingin berperilaku buruk, tidak mau berkata tidak baik, tidak mau memandang yang tidak elok.
"Ketika batal wudhu lagi, batal wudhu lagi, itu yang biasa dilakukan," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Bagaimana dengan wudhu seorang wanita yang sedang haid? Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, haid merupakan hadas besar, yang gugur hadasnya dengan mandi besar. Hadas haid tidak bisa dihilangkan hanya dengan berwudhu.
"Kalau wudhu wanita haid, hadasnya tetap ada. Tapi fungsi wudhu kedua masih bisa melekat dirinya, yaitu menjaga nilai-nilai kemuliaan, menyegarkan diri, dan menjaga sikap," tambah Ustadz Adi Hidayat.
Oleh sebab itu, wanita haid sangat diperkenankan untuk berwudhu, bahkan sangat dianjurkan. Untuk apa? Wudhunya itu menghadirkan penjagaan-penjagaan pada kebaikan, menjaga keadaan dalam keadaan baik.
"Suci yang dimaksudkan bukan secara fisik, tapi makna. Menghadirkan cahaya-cahaya pada diri, itu yang menyempurnakan," tukasnya.