Menu


Ckckck, Darurat Toleransi! Inilah Fakta Dibalik Mandeknya Pembangunan Gereja di Cilegon?

Ckckck, Darurat Toleransi! Inilah Fakta Dibalik Mandeknya Pembangunan Gereja di Cilegon?

Kredit Foto: AntaraFoto/Didik Suhartono

Konten Jatim, Jakarta -

Menjadi minoritas di suatu daerah memang terkadang terasa sulit, tetapi berbeda jika suaranya bisa didengarkan.

Seperti masyarakat beragama Islam yang berhasil membangun masjid pertama di tengah Pulau Samosir yang mayoritas beragama Kristen. Meskipun hanya ada 45 keluarga beragama Islam, sebuah masjid berhasil dibangun tanpa adanya pertentangan.

Hal ini rupanya menjadi perhatian salah seorang warganet yang merasa bahwa Walikota Cilegon dan mayoritas masyarakatnya tidak menghargai masyarakat minoritas di sana.

Baca Juga: Masya Allah, Bikin Haru! Foto Pasangan yang Nikah di Gereja Ini Tuai Kekaguman dari Netizen

“Barangkali walikota, wakil walikota dan warga Cilegon mau tau rasanya jadi minoritas dan sangat dihargai?” tulis akun @Miduk17 pada Rabu (14/09/2022).

Twit tersebut sengaja dibuat sebagai bentuk amarah karena Cilegon yang tak kunjung membangun gereja  hingga saat ini.

 

“Main2lah ke Samosir. Sekalian kalian refreshing MATA dengan pemandangan Danau Toba agar OTAK jernih berpikir,” tulis akun tersebut.

Pemilik akun tersebut juga menyinggung daerah lainnya yang berhasil membangun masjid meskipun warga beragama tersebut hanya terdiri dari 3 persen dari keseluruhan jumlah populasi.

Diketahui bahwa awal mula polemik dari pembangunan gereja adalah surat kepemilikan tanah yang tiba-tiba ada ketika akan dilakukan pengukuran tanah oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN).

Baca Juga: Bikin Merinding, Pastor Semarang Kenang Saat 'Ditikung' Buya Syafii Maarif pada Peristiwa Bom Gereja, Katanya: Beliau Mendahului Saya..

Tak hanya itu, pihak panitia pembangunan pun sempat membagikan uang sebesar Rp1 juta rupiah ke masing-masing warga untuk mendapatkan dukungan, sedangkan para warga sendiri tidak tahu tujuan dari tanda tangan yang diminta oleh pihak panitia.

Selain itu, para warga yang menolak pembangunan menyebutkan bahwa pembangunan gereja di cilegon tersebut tidaklah terbuka karena pihak panitia tidak pernah mengatakan adanya pembangunan untuk rumah ibadah.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait