Menu


KIB Tak Punya Tokoh Kuat, Golkar Kekeh Usung Airlangga

KIB Tak Punya Tokoh Kuat, Golkar Kekeh Usung Airlangga

Kredit Foto: Doc Partai Golkar

Konten Jatim, Jakarta -

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih belum stabil. Ketiga partai yang menjadi anggota koalisi tersebut mendukung calon presiden yang berbeda. 

PAN belakangan mewacanakan akan memaketkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca Juga: Upaya KIB Membangun Koalisi yang Kuat Belum Berakhir 

Sementara PPP juga mulai terang-terangkan mendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Dengan sikap demikian, ada kecendrungan koalisi saat ini masih terlihat pragmatis. Kemungkinan untuk terbongkar masih berpeluang terjadi. Apalagi, masih akan dinamis peta politik hingga pencalonan di KPU.

Tak hanya KIB, termasuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB) dan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, dan PKS). Bedanya, Koalisi Perubahan telah sepakat pada level capres, yakni Anies Baswedan.

"Karena kepentingan bukan hanya di internal koalisi. Ada juga pengaruh eksternal di luar koalisi," urai Adi Suryadi Culla, analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas), kemarin.

Pengaruh dari luar koalisi itu, misalnya pilihan Presiden RI Joko Widodo, yang saat ini berhasil menarik banyak partai ke dalam kubu pemerintah.

Baca Juga: Golkar: Itu Hanya Foto Biasa Saja, Tak Ada Makna Terselubung

KIB diisi oleh tiga parpol yang memasang menteri di kabinet Jokowi. "KIB bagian dari koalisi kabinet. Tentu akan dipengaruhi petunjuk Jokowi," imbuh Adi Culla.

Di samping itu, koalisi juga dipengaruhi sejumlah figur eksternal yang lebih tinggi elektabilitasnya dibanding tokoh di internal. Misalnya PAN yang mendorong Ganjar Pranowo, PPP mendorong Sandiaga Uno, itu merupakan benturan eksternal.

"Sementara Golkar sendiri mendeklarasikan capresnya Airlangga. Di saat yang sama ada figur eksternal yang lebih kuat. Itu semua berpengaruh terhadap soliditas koalisi," ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini.

Ini berarti, penyebab utama KIB terancam bubar karena tidak ada figur maksimal di internal yang menjadi sosok perekat. "Figur Airlangga hanya karena partai terbesar di antara ketiganya," papar Adi.

Golkar dengan dinamika internal yang tinggi, tentu akan berdampak pada posisi Airlangga sebagai ketua umum jika tak berhasil melaju sebagai capres. Apalagi, kontrak politik pada Munas Golkar, Airlangga harus maju sebagai capres.

Kendati, jika Airlangga tak jadi Capres, guncangan tak akan terlalu keras. Meski akan terbelah, kekuatan Airlangga di Golkar saat ini cukup besar.

"Dinamika internal mungkin saja muncul opsi mengguncang Airlangga. Tetapi, menurut saya Airlangga masih kuat sekarang, mungkin kalau ada guncangan tidak terlalu," ujar Adi.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.