Menu


Tanggapi Isu Parpol Terhubung dengan Terorisme, Partai Garuda: BNPT Sebaiknya Bertindak Dulu, Bukan Umumkan

Tanggapi Isu Parpol Terhubung dengan Terorisme, Partai Garuda: BNPT Sebaiknya Bertindak Dulu, Bukan Umumkan

Kredit Foto: Twitter @TeddGus

Konten Jatim, Jakarta -

Teddy Gusnaidi, Wakil Ketum dan Juru Bicara Partai Garuda, menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) seharusnya bertindak sebelum mengumumkan adanya parpol yang terkait dengan kelompok teroris. 

BNPT bisa langsung menerapkan UU tentang Terorisme dan UU Partai Politik terhadap partai politik yang kadernya terafiliasi dengan kegiatan terorisme.

Baca Juga: BNPT Ungkap Ada Partai Terhubung Jaringan Teroris, Jhon Sitorus: Untung Saja Partainya Tak Lolos Verifikasi

"Seharusnya tidak perlu diumumkan terlebih dahulu, tapi langsung eksekusi secara hukum. Setelah dieksekusi, baru diumumkan," kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/3).

Teddy mengatakan, masyarakat seperti diminta bermain tebak-tebakan atas pernyataan BNPT soal dugaan afiliasi partai politik dengan jaringan terorisme.

Dia khawatir, pernyataan itu justru dijadikan koreksi bagi parpol tersebut untuk menyamarkan ideologi terorisme dan berpura-pura menjadi partai nasionalis.

"Kalau begini, sama saja membocorkan informasi sehingga partai politik yang beraliran sesat itu waspada, berpura-pura nasionalis. Tambah lagi setelah diinformasikan, tidak disebutkan nama partai politiknya. Masyarakat seperti disuruh bermain tebak-tebakan, partai politik apakah itu?" selorohnya.

"Ibarat rencana mau menangkap teroris, tapi rencananya malah dibocorkan," sambung pria yang juga menjabat Juru Bicara Partai Garuda ini.

Baca Juga: Ada Partai Baru Terafiliasi Terorisme, BNPT Tegaskan Tidak Lolos Verifikasi

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, paham radikal sudah mulai menyusup menjelang Pemilu 2024. Menurut dia, ada partai politik yang tak lolos verifikasi Pemilu 2024 terafiliasi dengan jaringan terorisme.

"Jadi memang benar kalau dibilang tidak ada tidak mungkin saya bilang tidak ada, tapi yang benar itu ada. Ada itu sudah ada perubahan strategi dari peluru ke kotak suara. Ini adalah salah satu siasat jaringan-jaringan yang terafiliasi termasuk kelompok intoleran untuk bisa menjadi bagian dalam pesta demokrasi untuk masuk ke dalam pesta demokrasi kita," kata Boy Rafli kepada wartawan, di The St Regis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3).

"Makanya di dalam verifikasi dan sebagai itu, kita juga diminta klarifikasi dari masyarakat bahwa ada partai-partai tertentu yang diindikasikan bahwa calon-calon pengurusnya ada afiliasi ke kelompok-kelompok jaringan teroris. Tentu kita tidak bisa ekspos di sini tapi kita berikan masukan," sambungnya.

Boy mengatakan, ada satu partai politik yang terindikasi terafiliasi dengan jaringan terorisme. Namun dia tak mengatakan nama partai tersebut.

"Satu partai. Tapi saya lihat daftarnya tidak masuk. Kita harus jaga ke depan jangan sampai nanti membentuk partai baru tetapi pengurusnya itu adalah background-nya, latar belakangnya adalah kelompok intoleran, radikal, teroris. Background-nya ya, pengurusnya ya. Belum lagi platform, asas partai tentu tidak boleh lepas dari ideologi negara Pancasila," ujarnya.

Dia mengatakan partai politik yang terafiliasi paham radikal tersebut merupakan partai yang tak lolos verifikasi tahapan pemilu. Menurut dia, hal itu menjadi upaya dari jaringan terorisme untuk merusak pesta demokrasi.

"Terafiliasi ya. Dalam hal ini tidak lolos verifikasi karena ya memang kita sudah dapat masukan-masukan dari awal dan Insyaallah yang lolos ini adalah sifatnya clear. Jadi yang berapa yang tidak lolos itu yang hari ini kami katakan ada indikasi," ungkap Boy. 

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.