Menu


Jelang Pilpres 2024, Pilih Pemimpin Jangan Hanya Berdasarkan Elektabilitas dan Survei Saja

Jelang Pilpres 2024, Pilih Pemimpin Jangan Hanya Berdasarkan Elektabilitas dan Survei Saja

Kredit Foto: BBC

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho mengungkapkan Indonesia butuh pemimpin yang memiliki karakter dan kompetensi yang kuat pada Pilpres 2024

Aspek elektabilitas dan popularitas bukan satu-satunya patokan utama dalam memilih siapa calon presiden berikutnya. Menurutnya pemimpin nasional harus mampu memberikan jaminan stabilitas politik dan kemampuan dalam mengurus negara. khususnya pemerintahan dan perekonomian. 

Baca Juga: Prabowo Terima Kunjungan Tony Blair, Punya Maksud Dukungan Jelang Pilpres?

"Pemimpin yang dibutuhkan oleh negara dan bangsa ini ke depan harus dapat memberikan kepastian dalam hal mampu mengelola negara yang majemuk secara demokratis, menjahit kebersamaan antar anak bangsa dan mampu menjalankan negara secara baik dalam situasi yang cukup kompleks," ungkap Dimas.

"Isu global security, sosial ekonomi dan khususnya lapangan kerja menjadi sangat krusial. Kalau dalam political science namanya kemampuan political statecraft yaitu keterampilan dalam membangun formula politik," tambahnya. 

Menurut Dimas, kepemimpin berikut harus dapat menjalankan proses pembangunan secara berkelanjutan. Dia juga mengatakan pembangunan infrastruktur di Indonesia harus terus menjadi prioritas. 

Persoalan kemudahan perizinan dalam investasi dan membuka usaha bagi UMKM, tumpang tindih regulasi dan juga kemampuan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik juga harus diperhatikan.

"Selain itu juga punya kemampuan dalam membangun sebuah stabilitas politik secara demokratis sesuai dengan karakter bangsa ini," jelas Dimas. 

Ia juga menyatakan bahwa saat ini kondisi dunia cukup kritikal sehingga dibutuhkan peran kelembagaan yang kuat dalam mempersatukan masyarakat dan situasi yang dinamis. 

Menurutnya, penguatan kelembagaan itu sangat krusial untuk mencegah yang namanya freeriderism. Kemudian mencegah fenomena orang kuat dan populer dalam politik, tetapi lemah dalam kelembagaan. 

"Dibutuhkan upaya pengintegrasian kekuatan individual politics menjadi penguatan institusi demokrasi sehingga berdampak pada upaya mempersehat demokrasi kita, membangun stabilitas, meningkatkan pelayanan publik dan memastikan kebijakan negara memiliki dampak mensejahterakan rakyat," pungkasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan JPNN.



Berita Terkait