Menu


Kaum LGBT Sebaiknya Tidak Bertetangga dengan Warga Muslim, Kalau dengan Non-Muslim Gak Apa-apa, Itu Kata Survei Ini

Kaum LGBT Sebaiknya Tidak Bertetangga dengan Warga Muslim, Kalau dengan Non-Muslim Gak Apa-apa, Itu Kata Survei Ini

Kredit Foto: pexels.com/monstera

Konten Jatim, Jakarta -

Kelompok Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgender (LGBT) memang masih menjadi hal tabu di Indonesia ini.

Banyak masyarakat di tanah air ini yang bersikeras menolak keberadaan para pelaku LGBT lantaran perilaku kelompok itu sangat menyimpang dari ajaran agama.

Baru-baru ini bahkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei mengenai masyarakat Indonesia yang tak mau hidup bertetangga dengan kaum LGBT.

Hasil survei SMRC menunjukan angka yang tak sedikit di mana 68 persen warga Indonesia menolak bertetangga dengan pelaku LGBT.



Beberapa faktor demografis berpengaruh kuat untuk menolak keberadaan para pelaku LGBT tersebut.

Hingga saat ini agama masih menjadi salah satu faktor yang paling kuat menolak keberadaan kaum menyimpang itu.

Penolakan tertinggi berasal dari warga yang beragama Islam di mana dari 81 persen, sebanyak 71 persen umat muslim menolak bertetangga dengan pelaku LGBT.

Baca Juga: Survei: 68 Persen Orang Indonesia Alergi Tetanggaan Sama LGBT, Semakin Beragama Semakin Intoleran Terhadap Kalangan Penyuka Sesama Jenis

Sedangkan di warga yang beragama non-muslim, penolakan hidup berdampingan dengan kaum LGBT justru hanya berkisar pada angka 40 persen.



Saiful Mujani menjelaskan bahwa LGBT dalam tradisi agama apa pun memiliki kecenderungan tidak diterima.

Namun menurutnya, ada hal menarik di mana non-Muslim hanya sedikit yang menolak bertetangga dengan kaum LGBT.
Saiful menduga bahwa fenomena ini terjadi karena paham agama yang disosialisasikan di kalangan orang Islam lebih masif terhadap hal-hal negatif pada LGBT.

Karena itu mayoritas umat muslim cenderung menolak bertetangga dengan pelaku LGBT dibandingkan umat non-Muslim.

"Perbedaan agama memiliki hubungan yang signifikan dengan menerima atau tidak menerima LGBT. Faktor yang paling penting menerima atau tidak menerima LGBT adalah agama," kata Saiful Mujani dalam siaran pers nya, Kamis (30/06/2022).

Lebih jauh, Saiful menjelaskan alasan masyarakat Indonesia yang enggan bertetangga dengan pelaku LGBT dikarenakan masih adanya rasa kekhawatiran.

Baca Juga: Mengejutkan! Di Indonesia, Pola Pikir Sarjana Terhadap LGBT Gak Ada Bedanya dengan yang Lulusan SD, Mungkin Karena Hal Ini

Menurutnya, di Indonesia masih terdapat pandangan yang meyakini pelaku LGBT itu bisa mempengaruhi orang lain.

"Ada ada pandangannya yang pandangan itu bisa diperdebatkan bahwa ada keyakinan bahwa LGBT itu bisa mempengaruhi orang lain," ungkapnya.



Saiful mengatakan bahwa warga Indonesia masih khawatir dengan keberadaan pelaku LGBT yang bisa saja menularkan perilakunya.

Apalagi jika bertetangga dengan pelaku LGBT, mayoritas warga Indonesia ini memiliki ketakutan bahwa anak-anak mereka bisa terpengaruh oleh kelompok menyimpang tersebut.

"Ada kekhawatiran dengan keberadaan dia yang bisa berpengaruh ketularan dalam tanda kutip gitu ya, betul itu dalam pengertian dia terpengaruh perilakunya secara sosial kira-kira begitu," terangnya.

"Dia khawatir ke anggota keluarganya misalnya gitu ya terpengaruh karena percaya bahwa LGBT itu choice bukan karena apa namanya fakta-fakta biologis tapi itu adalah konstruksi sosial," sambungnya.
Sementara itu, survei ini dilakukan secara tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.  Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024