Menu


Sandiaga Ungkit Janji Politik Anies dengan Prabowo, Arief Poyuono: Tak Ada Kewajiban Ditaati

Sandiaga Ungkit Janji Politik Anies dengan Prabowo, Arief Poyuono: Tak Ada Kewajiban Ditaati

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono ikut mengomentari soal Sandiaga Uno yang membongkar janji politik antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto.

Ia menyatakan, perjanjian politik tidak wajib ditaati oleh pihak-pihak yang menandatanganinya.

Menurut Arief, tidak ada ancaman hukuman pidana kepada pihak yang mengingkari perjanjian politik.

Baca Juga: Bukan soal Antitesa, Ternyata Ini Alasan Jokowi Tak Restui Anies Baswedan di Pilpres

"Jadi, yang namanya perjanjian politik itu tidak ada kewajiban untuk ditaati dan jika terjadi wanprestasi juga tidak ada punishment-nya," kata Arief melalui layanan pesan, Selasa (31/1).

Soal perjanjian politik antara Prabowo dengan Anies itu diungkap oleh Sandiaga Uno dalam siniar Akbar Faizal Uncensored di YouTube.

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu mengatakan perjanjian politik tersebut dibuat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Menurut Sandiaga, draf perjanjian politik itu ditulis tangan oleh Fadli Zon, selanjutnya, Sandiaga, Anies, dan Prabowo menandatangi perjanjian itu.

Namun, Arief menyebut perjanjian politik tidak seperti di sektor bisnis yang memiliki implikasi hukum ketika ada pihak yang ingkar janji.

Baca Juga: Tak Syaratkan Kader PKS Jadi Cawapres, Sohibul Iman Beberkan Kriteria Pendamping Anies: Harus Punya 3 Hal Ini

"Jika wanprestasi, seorang pebisnis itu ada konsekuensi hukumnya," tutur Arief.

Mantan pramugara maskapai BUMN itu menganggap langkah Sandiaga mengungkap perjanjian politik antara Anies-Prabowo sesuatu yang aneh.

Toh, Anies berhak maju menjadi kontestan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 asalkan mantan gubernur DKI itu diusung partai atau gabungan parpol yang memenuhi presidential threshold (PT).

"Jadi, untuk menjadi capres, kan, ada syaratnya dan harus bisa dipenuhi oleh Anies Baswedan, yaitu diusung oleh parpol dengan jumlah PT 20 persen," kata Arief.

Baca Juga: Kunjungi Lombok, Anies Dapat Sambutan Meriah dari Warga: Kami dan Negara Merindukan Bapak

Aktivis buruh itu juga menyindir Sandiaga yang mengungkap perjanjian politik antara Anies-Prabowo.

Arief malah menyarankan elite Gerindra yang kini menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif itu melakukan introspeksi.

Menurut Arief, belum lama ini Sandiaga justru menunjukkan ambisinya menjadi bakal capres meski Gerindra sudah memutuskan akan mengusung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Juga: Susul NasDem dan Demokrat, PKS Lengkapi Tiket Emas Nyapres Buat Anies

"Semestinya yang mengaca itu justru Sandiaga Uno sendiri, sudah tahu Rapimnas Gerindra memutuskan Prabowo Subianto sebagai Capres Gerindra, ini malah cari-cari dukungan ke parpol lainnya, mau menjadi capres juga," kata Arief.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.



Berita Terkait