Menu


Penyebab Adanya Kasus Stunting di Indonesia: Kemiskinan Tinggi Dan Pendidikan Rendah

Penyebab Adanya Kasus Stunting di Indonesia: Kemiskinan Tinggi Dan Pendidikan Rendah

Kredit Foto: Unsplash/Colin Maynard

Konten Jatim, Depok -

Stunting merupakan salah satu fenomena yang disebut-sebut berpotensi menghantui Indonesia di masa mendatang. Apa penyebab adanya kasus stunting di Indonesia?

Menyadur laman resmi Kementerian Kesehatan pada Kamis (26/1/2023), terdapat setidaknya 2 faktor yang diduga menjadi penyebab adanya kasus stunting di Indonesia. 2 faktor yang dimaksud adalah tingkat kemiskinan dan tingkat pendidikan.

Baca Juga: Apa Itu Stunting? Penghambat Masa Pertumbuhan Anak Yang Berakibat Fatal

Dari kedua faktor tersebut, kemiskinan disinyalir menjadi faktor utama dari stunting, di atas tingkat pendidikan. Ini dikarenakan kemiskinan menghalangi orang tua untuk memberikan gizi optimal terhadap anak-anak mereka, khususnya bayi dan balita.

Sebagai catatan, data tahun 2021 menunjukkan setidaknya ada 6 provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi atau jumlah kasus penyakit stunting secara keseluruhan mencapai angka di atas 30%, menandakan tingginya kasus stunting di provinsi tersebut. 6 provinsi yang dimaksud di sini beserta persentasenya adalah:

Baca Juga: Ucapan Belasungkawa dari Tokoh Politik untuk Lieus Sungkharisma

  • Nusa Tenggara Timur (NTT): 37,8%
  • Sulawesi Barat: 33,8%
  • Aceh: 33,2%
  • Nusa Tenggara Barat (NTB): 31,4%
  • Sulawesi Tenggara: 30,2%
  • Kalimantan Selatan: 30%.

Dan dari 6 provinsi tersebut, 2 provinsi di antaranya memiliki persentase kemiskinan di atas 10%, yaitu NTT dan Sulawesi Barat. 1 provinsi mendekati tingkat kemiskinan di atas 10%, yakni Aceh dan sisanya memiliki persentase kemiskinan penduduk di bawah rata-rata.

Faktor pendidikan juga dianggap berpengaruh dalam prevalensi stunting di Indonesia, meskipun tidak se-signifikan tingkat kemiskinan.

Baca Juga: Profil Lieus Sungkharisma, Aktivis Tionghoa Yang Meninggal Karena Serangan Jantung

Alasan kenapa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah karena kurangnya edukasi mengenai pentingnya gizi bagi anak. Ini membuat mereka menerbengkalaikan kebutuhan asupan balita, menjadi penyebab munculnya kasus stunting.

Meskipun begitu, faktor terakhir ini bisa lebih mudah dicegah dengan cara menggenjot sektor edukasi baik itu pendidikan formal di sekolah maupun pemahaman mengenai pentingnya gizi bagi bayi dan balita demi mencegah stunting.

Baca Juga: Azab Pelaku Pelecehan Seksual Menurut Pandangan Ustadz Khalid Basalamah

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024



Berita Terkait